TUJUAN :
Masyarakat madani yang maju serta menegakkan
nilai-nilai tauhid dan kemanusiaan,
berlandaskan kearifan budaya.
a.
Pendidikan berbasis tauhid, kemanusiaan dan budaya.
b.
Penguatan institusi masyarakat sebagai media pendidikan dan dakwah.
c.
Penelitian dan pengkajian Islam, sosial budaya yang menunjang
usaha pendidikan dan peningkatan sumberdaya manusia yang sesuai dengan ajaran Islam dan kearifan
lokal.
d.
Pelayanan konsultasi publik untuk membantu masyarakat memahami permasalahan-permasalahan
kemanusiaan dan keagamaan.
Salah bentuk kegiatan Persaudaraan Asah Makna sebagai penjabaran kegiatan Pendidikan berbasis tauhid, kemanusiaan dan budaya.
“SASAK ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN”
1.
Membangun kesadaran diri sebagai makhluk yang hanya bergantung kepada
Allah Swt, dengan mengaktualisasikan seluruh sitem iman, islam dan ihsan
sebagai upaya menebar rahmatan lil alamin
2.
Membangun kesadaran diri sebagai masyarakat budaya dengan
mengaktualisasikan kebudayaan sejalan dengan iman, islam dan ihsan
3.
Membangun kesadaran masa depan dalam konteks peradaban maupun konteks
iman
KAJIAN :
Kajian dalam Diskusi
Pengajian Transformatif Asah Makna adalah kajian kehidupan dalam berbagai
perspektif dengan tetap mengacu pada implementasi Iman, Islam dan Ihsan dengan
pendekatan Kebudayaan atau Kajian Islam Kultural.
Kajian Islam
Kultural dalam konteks ini adalah kajian Iman, Islam dan Ihsan secara
komprehensif dengan pendekatan hikmah. Kajian seperti ini diharapkan akan
melahirkan pemahaman yang holistik tentang aspek-aspek Iman, Islam dan Ihsan
yang dikaitkan dengan kearifan tradisional dan pemahaman Islam Esoteris dalam
masyarakat Sasak. Konsekuensi dari pola kajian seperti ini menyebabkan kajian
harus disusun dengan pola tematis. Untuk itu perlu kesepakatan tentang
pengelompokan tema-tema utama yang selanjutnya akan dijadikan sub-sub tema.
Kerangka dasar
pengembangan kajian adalah sebagai berikut :
1.
Memahami diri dengan benar,
sehingga dapat menempatkan diri dengan tepat, mengaktualisasikan diri secara
maksimal serta mengevaluasi diri dengan
jujur untuk menuju kualitas Insan Kamil.
2.
Mengukuhkan keberadaan diri
dalam konteks Iman, sebagai prasyarat untuk membangun motivasi Iman dalam
aktualisasi dengan kesadaran kapasitas diri.
3.
Meningkatkan kualitas
penghayatan dan pengamalan Islam sebagai cara hidup dan membangun peradaban
sesuai dengan amanah yang dipegang.
4.
Mengaktualisasikan kesadaran kultural
dalam kerangka Iman dan Islam dengan pendekatan hikmah dan Ihsan
Pembahasan
dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka dan mengalir. Nara sumber hanya
berfungsi sebagai motivator untuk merangsang diskusi. Secara substansial tidak ada sistematika tertentu dan juga tidak
dibatasi pembahasan secara spesifik aspek Iman, Islam, Ihsan maupun aspek-aspek
kulturalnya. Tidak pula ada pembatasan pembahasan pada aspek syariat, hakikat,
sufisme atau kultural. Satu topik dapat mengembang kepada berbagai aspek dan
berbagai perspektif. Tergantung pada penggalian oleh jamaah persaudaraan Asah
Makna sendiri.
Kajian takhassus
dapat dijadwalkan khusus bagi jamaah yang terpanggil untuk itu.
0 komentar:
Posting Komentar