ISTIGFAR DAN ISTIQAMAH
Salah satu wujud Rahman dan Rahim Allah
untuk makhlukNya yang berakal adalah disediakannya waktu tertentu yang
dimuliakan oleh Allah Swt. Waktu-waktu yang diistimewakan ini berisi berbagai
fadhilah dan karunia bagi hambaNya yang mau memanfaatkannya dengan baik untuk kebahagiaan
di dunia maupun di akhirat. Dalam 12 bulan perjalanan satu tahun, Allah
menetapkan 4 bulan yang disebut sebagai syahrul haram sebagaimana firmannya
dalam surat at-Taubah ayat 36 :
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi
Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan
langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama
yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang
empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun
memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang
yang bertakwa.
Empat
bulan yang ditetapkan oleh Allah sebagai syarul haram itu, selanjutnya
disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam sabda Beliau yang artinya :
"Sesungguhnya
zaman telah berputar seperti pada hari penciptaan langit dan bumi, setahun
terdapat dua belas bulan dan empat di antaranya adalah bulan haram dan tiga
diantaranya berturut-turut, yaitu dzul qa'dah, dzul hijjah, muharram dan rajab
mudhar yang berada di antara jumadil awal, jumadil akhir dan sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim)
Surat
At-Taubah Ayat 36 ini mengisyaratkan kita untuk lebih berhati-hati dalam
menjalani kehidupan pada 4 bulan yang telah ditetapkan Allah sebagai bulan haram
dengan perintahNya “Fala yuzlimu fiihinna anfusakum - janganlah kamu menganiaya diri”. Kata menganiaya diri atau menzalimi
diri mengandung makna yang sangat luas tetapi jika dikembalikan kepada Iman
Islam menjadi sangat sederhana yaitu menjauhkan diri dari segala sesuatu yang
dilarang Allah Swt dan melaksanakan apa yang diperintahkanNya.
Bulan
haram adalah bulan yang memiliki kedudukan mulia disisi Allah Swt termasuk
bulan rajab di dalamnya. Bulan yang memiliki kehormatan tersendiri yang harus
dipelihara sebagai bagian dari wujud keimanan. Cara memelihara kehormatan bulan
rajab ini adalah dengan tidak menodai kesuciannya dan mengisinya dengan
memperbanyak amal shaleh. Kedudukannya sebagai syarul haram, menyebabkan pada
bulan rajab ini perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya dan perbuatan ma’syiat dilipat gandakan pula dosanya.
Didalam surat Al- Maidah ayat 2 Allah Swt kembali menegaskan laranganNya untuk
tidak menodai syahrul haram :
"Wahai orang-orang yang beriman
janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan janganlah melanggar
kehormatan bulan-bulan haram"
(Al-Maidah 2)
Karena
kedudukannya yang khusus itu maka hendaklah dijaga kesucian bulan-bulan haram
dengan menjauhi maksiat, sebab kadar dosa dan maksiat akan diperbesar karena
pemuliaan Allah atas bulan-bulan tersebut. Karena itulah Allah telah secara
khusus memperingatkan kita di ayat yang lalu agar jangan menzalimi diri di
bulan-bulan itu padahal secara umum perbuatan tersebut diharamkan pada setiap
waktu.
Memaknai
firman Allah Swt dan sabda Rasulullah Saw tentang bulan-bulan haram yang
termasuk di dalamnya bulan Rajab dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan
dengan mengikuti sunnah Rasulullah Saw antara lain sebagai berikut :
1. Berdoa dengan doa Rasulullah Saw
saat memasuki bulan Rajab dengan doa :
"Ya
Allah berkahilah kami di bulan rajab dan sya'ban dan sampaikanlah (umur) kami
hingga ramadhan".
Hadis ini menyiratkan kepada kita hubungan antara bulan
rajab, sa’ban dan ramadhan. Dalam beberapa kitab dari para Ulama menyebutkan
bahwa bulan rajab ini sebagai bulan persiapan untuk memasuki bulan Ramadhan.
Bulan untuk mensucikan diri sebelum sampai pada bulan pensucian paripurna
memasuki bulan syawal. Bulan Rajab adalah bulan pensucian fisik dan amaliah,
terbebas dari najis dan segala sesuatu yang haram, terbebas dari segala
perbuatan ma’siat. Bulan Sya’ban sebagai bulan pensucian rohani dan ramadhan
sebagai pensucian paripurna. Berkah dari amaliyah kita secara jasmani dan
rohani pada bulan rajab dan sya’ban merupakan modal memasuki ramadhan bulan
penuh rahmat, ampunan, dan pembebasan dari neraka.
2. Memperbanyak istigfar kepada Allah
Swt, bertaubat dari semua dosa dan memeliharanya secara terus menerus hingga
memasuki ramadhan. Dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik Rasulullah Saw
bersabda :
” Bulan yang paling dipilih oleh Allah SWT adalah bulan
Rajab, dia adalah bulan Allah SWT, barang siapa mengagungkan bulan ini maka
telah mengagungkan perkara Allah SWT, dan barang siapa yang mengagungkan
perkara Allah SWT maka akan dimasukkan di Surga Na’im, dan diwajibkan untuk
diberikan ridho Allah SWT yang paling besar, dan bulan Sya’ban adalah bulan
bulanku(bulan Rasulullah), barang siapa mengagungkan bulan ini maka telah
menggungkan perkaraku, dan barang siapa mengagungkan perkaraku maka aku adalah
sebagai pahala baginya dan juga sebagai simpanan pahala di hari kiyamat nanti,
sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan umatku, barang siapa yang mengagungkan
bulan Ramadhan serta mengagungkan kehormatanya dan tidak menghinanya sehingga
berpuasa pada siang harinya serta mendirikan malamnya, dan menjaga
perbuatanya maka akan keluar dari bulan ini dalam keada’an tanpa membawa
dosa yang diminta oleh Allah SWT “.
Dalam konteks hadits ini para Ulama juga menyebutkan bahwa
bulan rajab adalah bulan istigfar, bulan sa’ban adalah bulan shalawat dan bulan
ramadhan adalah bulan Al-Qur’an.
3. Menghindari niat, perkataan dan
perbuatan ma’siat dan memperbanyak amal shaleh yang membuktikan kebenaran iman.
Meninggalkan perbuatan yang dilarang
dan diharamkan seperti menzalimi diri sendiri, serta memperbanyak ketaatan pada
Allah dan memperbanyak perbuatan baik. Bertobat nasuha dan kembali pada Allah
SWT serta mempersiapkan diri memasuki bulan ramadhan agar termasuk para
pemenang di bulan tersebut dan memperoleh lailatul qadar. Persiapan dilakukan
dengan cara melatih hati dan jasmani dengan ibadah dan ketaatan dan merendahkan
diri di hadapan Allah serta melaksanakan segala perintahNya.
Dalam hal ini, hendaknya kita
bercermin pada keberadaan diri kita sebagai makhluk Allah yang tak berdaya dan sungguh
hanya dengan bantuan dan pertolongan Allah SWT lah kita dapat melakukan sesuatu
kebaikan. Untuk itu marilah kita terus mendekatkan diri kepada Nya dengan
menegakkan sikap memujiNya sebagai modal utama. Bertasbih kepada Allah yang
telah menciptakan kita dengan segala lingkungan kehidupan yang kita butuhkan
Insya Allah akan membuka jalan-jalan kebaikan lainnya. Rasulullah Saw bersabda
:
“Subhanallahi
walhamdulillahi wallahu akbar tugratsu laka bikulli wahidatin syajaratan fil
jannah” – Membaca setiap satu ucapan
Subhanallah walhamdulillah wallhu akbar sama dengan mananam satu pohon di
surga.
Semoga kita senantiasa mendapatkan
Taufiq Allah Swt yang akan menjauhkan kita dari perbuatan ma’siat dan membuka
pintu kebaikan yang akan mengantar kita dari satu kebaikan ke kebaikan yang
lain. Amin.