Pages

Minggu, 18 November 2012

RENUNGAN


ISTIGFAR DAN ISTIQAMAH

Salah satu wujud Rahman dan Rahim Allah untuk makhlukNya yang berakal adalah disediakannya waktu tertentu yang dimuliakan oleh Allah Swt. Waktu-waktu yang diistimewakan ini berisi berbagai fadhilah dan karunia bagi hambaNya yang mau memanfaatkannya dengan baik untuk kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Dalam 12 bulan perjalanan satu tahun, Allah menetapkan 4 bulan yang disebut sebagai syahrul haram sebagaimana firmannya dalam surat at-Taubah ayat 36 :


Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

Empat bulan yang ditetapkan oleh Allah sebagai syarul haram itu, selanjutnya disebutkan oleh Rasulullah Saw dalam sabda Beliau yang artinya :


"Sesungguhnya zaman telah berputar seperti pada hari penciptaan langit dan bumi, setahun terdapat dua belas bulan dan empat di antaranya adalah bulan haram dan tiga diantaranya berturut-turut, yaitu dzul qa'dah, dzul hijjah, muharram dan rajab mudhar yang berada di antara jumadil awal, jumadil akhir dan sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim)

Surat At-Taubah Ayat 36 ini mengisyaratkan kita untuk lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan pada 4 bulan yang telah ditetapkan Allah sebagai bulan haram dengan perintahNya Fala yuzlimu fiihinna anfusakum - janganlah kamu menganiaya diri. Kata menganiaya diri atau menzalimi diri mengandung makna yang sangat luas tetapi jika dikembalikan kepada Iman Islam menjadi sangat sederhana yaitu menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dilarang Allah Swt dan melaksanakan apa yang diperintahkanNya.

Bulan haram adalah bulan yang memiliki kedudukan mulia disisi Allah Swt termasuk bulan rajab di dalamnya. Bulan yang memiliki kehormatan tersendiri yang harus dipelihara sebagai bagian dari wujud keimanan. Cara memelihara kehormatan bulan rajab ini adalah dengan tidak menodai kesuciannya dan mengisinya dengan memperbanyak amal shaleh. Kedudukannya sebagai syarul haram, menyebabkan pada bulan rajab ini perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya dan perbuatan masyiat dilipat gandakan pula dosanya. Didalam surat Al- Maidah ayat 2 Allah Swt kembali menegaskan laranganNya untuk tidak menodai syahrul haram :


"Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan janganlah melanggar kehormatan bulan-bulan haram" (Al-Maidah 2)

Karena kedudukannya yang khusus itu maka hendaklah dijaga kesucian bulan-bulan haram dengan menjauhi maksiat, sebab kadar dosa dan maksiat akan diperbesar karena pemuliaan Allah atas bulan-bulan tersebut. Karena itulah Allah telah secara khusus memperingatkan kita di ayat yang lalu agar jangan menzalimi diri di bulan-bulan itu padahal secara umum perbuatan tersebut diharamkan pada setiap waktu.

Memaknai firman Allah Swt dan sabda Rasulullah Saw tentang bulan-bulan haram yang termasuk di dalamnya bulan Rajab dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan mengikuti sunnah Rasulullah Saw antara lain sebagai berikut :

1.      Berdoa dengan doa Rasulullah Saw saat memasuki bulan Rajab dengan doa :
 "Ya Allah berkahilah kami di bulan rajab dan sya'ban dan sampaikanlah (umur) kami hingga ramadhan".

Hadis ini menyiratkan kepada kita hubungan antara bulan rajab, sa’ban dan ramadhan. Dalam beberapa kitab dari para Ulama menyebutkan bahwa bulan rajab ini sebagai bulan persiapan untuk memasuki bulan Ramadhan. Bulan untuk mensucikan diri sebelum sampai pada bulan pensucian paripurna memasuki bulan syawal. Bulan Rajab adalah bulan pensucian fisik dan amaliah, terbebas dari najis dan segala sesuatu yang haram, terbebas dari segala perbuatan ma’siat. Bulan Sya’ban sebagai bulan pensucian rohani dan ramadhan sebagai pensucian paripurna. Berkah dari amaliyah kita secara jasmani dan rohani pada bulan rajab dan sya’ban merupakan modal memasuki ramadhan bulan penuh rahmat, ampunan, dan pembebasan dari neraka.

2.      Memperbanyak istigfar kepada Allah Swt, bertaubat dari semua dosa dan memeliharanya secara terus menerus hingga memasuki ramadhan. Dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik Rasulullah Saw bersabda :
Bulan yang paling dipilih oleh Allah SWT adalah bulan Rajab, dia adalah bulan Allah SWT, barang siapa mengagungkan bulan ini maka telah mengagungkan perkara Allah SWT, dan barang siapa yang mengagungkan perkara Allah SWT maka akan dimasukkan di Surga Na’im, dan diwajibkan untuk diberikan ridho Allah SWT yang paling besar, dan bulan Sya’ban adalah bulan bulanku(bulan Rasulullah), barang siapa mengagungkan bulan ini maka telah menggungkan perkaraku, dan barang siapa mengagungkan perkaraku maka aku adalah sebagai pahala baginya dan juga sebagai simpanan pahala di hari kiyamat nanti, sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan umatku, barang siapa yang mengagungkan bulan Ramadhan serta mengagungkan kehormatanya dan tidak menghinanya sehingga berpuasa pada siang harinya serta mendirikan  malamnya, dan menjaga perbuatanya  maka akan keluar dari bulan ini dalam keada’an tanpa membawa dosa yang diminta oleh Allah SWT “.
Dalam konteks hadits ini para Ulama juga menyebutkan bahwa bulan rajab adalah bulan istigfar, bulan sa’ban adalah bulan shalawat dan bulan ramadhan adalah bulan Al-Qur’an.
3.      Menghindari niat, perkataan dan perbuatan ma’siat dan memperbanyak amal shaleh yang membuktikan kebenaran iman.
Meninggalkan perbuatan yang dilarang dan diharamkan seperti menzalimi diri sendiri, serta memperbanyak ketaatan pada Allah dan memperbanyak perbuatan baik. Bertobat nasuha dan kembali pada Allah SWT serta mempersiapkan diri memasuki bulan ramadhan agar termasuk para pemenang di bulan tersebut dan memperoleh lailatul qadar. Persiapan dilakukan dengan cara melatih hati dan jasmani dengan ibadah dan ketaatan dan merendahkan diri di hadapan Allah serta melaksanakan segala perintahNya.
Dalam hal ini, hendaknya kita bercermin pada keberadaan diri kita sebagai makhluk Allah yang tak berdaya dan sungguh hanya dengan bantuan dan pertolongan Allah SWT lah kita dapat melakukan sesuatu kebaikan. Untuk itu marilah kita terus mendekatkan diri kepada Nya dengan menegakkan sikap memujiNya sebagai modal utama. Bertasbih kepada Allah yang telah menciptakan kita dengan segala lingkungan kehidupan yang kita butuhkan Insya Allah akan membuka jalan-jalan kebaikan lainnya. Rasulullah Saw bersabda :
“Subhanallahi walhamdulillahi wallahu akbar tugratsu laka bikulli wahidatin syajaratan fil jannah” – Membaca setiap satu ucapan Subhanallah walhamdulillah wallhu akbar sama dengan mananam satu pohon di surga.

Semoga kita senantiasa mendapatkan Taufiq Allah Swt yang akan menjauhkan kita dari perbuatan ma’siat dan membuka pintu kebaikan yang akan mengantar kita dari satu kebaikan ke kebaikan yang lain. Amin.

Sabtu, 17 November 2012

ALABUM

BATUA 2012

Gunung Batua salah satu gugusan pegunungan kaki Rinjani memiliki catatan tersendiri bagi sejarah Sasak. Hal ini bisa dibaca dengan berbagai metodologi dan memiliki relevansi yang cukup potensial untuk di kaji. Gunung ini berada di wilayah Sembalun dan pendakian untuk mencapai puncaknya yang cukup tinggi (?meter dpl belum diukur) membutuhkan waktu tempuh sekitar 4 jam. Di puncaknya tersisa tapak masjid kuno, tapak perumahan dan makam kuno. Tapak masjid ini menurut Lokaq Medas, pewaris / penggisi situs Batua ini adalah asal muasal Masjid Adat Bayan. Menurut kepercayaan masyarakat pendukung Batua, di tempat inilah bermukim Pengulu Alim ayah dari Ta Doyan Nade. Tokoh yang terakhir ini konon mengembara terus ke daerah selatan setelah membangunkan kerajaan bagi kedua saudara angkatnya Sigar Penjalin dan Tameng Muter. Ta Doyan Nade kemudian menjadi Pengulu di Jerowaru, hal ini menyebabkan Tuan Guru Mutawalli memiliki keterikatan tersendiri dengan Batua dan Beliau meninggal di sana.
Tim Persaudaraan Asah Makna bulan haji tahun ini melakukan pendakian ke dua kalinya bersama masyarakat Dusun Biloq. Alhamdulillah .......berkah.









KRONIK

RITUAL SEMBEQ BURAQ
PELANTIKAN PENGURUS ASOSIASI TRADISI LISAN

Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Pusat Prof.DR. Prudentia,MPSS,MA., tanggal 28 Oktober 2012 melantik Pengurus Asosiasi Tradisi Lisan NTB yang diketuai oleh DR.H.Sudirman, M.Pd. Upacara yang berlangsung di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat ini dikemas dalam bentuk ritual Sembeq Buraq, yang diangkat dari tradisi Sentulak masyarakat Dusun Biloq - Sembalun. Acara Sentulak Sembeq Buraq dalam rangka Pelantikan ini dipimpin oleh salah satu lokaq Dusun Biloq H.L.Agus Fathurrahman, atas izin Lokaq Dusun Biloq Amaq Darmawan. Penyembeq dilakukan oleh H.M.Irfan Jauhari yang juga bagian dari komunitas Dusun Biloq. Keseluruhan acara pelantikan ini dilaksanakan dengan kerjasama antara ATL, Komunitas Pengemban Adat Sasak (Pembasaq), Inclusive Museum Community, Persaudaaraan Asah Makna dan Sahabat Dusun Biloq.